IOC-UNESCO Akui Kelurahan Lolong Belanti dan Purus Dalam Kesiapsiagaan Bencana Tsunami

Sosial15 Dilihat

Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui Kelurahan Lolong Belanti dan Purus telah melakukan pelatihan dalam kesiapsiagaan bencana tsunami, sehingga saat ini Intergovernmental Oceanographic Commission United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (IOC-UNESCO) telah mengakui dua Kelurahan di Kota Padang.

Wai Kota (Wako) Padang Hendri Septa juga mengucapkan terima kasih kepada IOC-UNESCO telah membantu warga Kota Padang dalam kesiapsiagaan bencana, dengan demikian Kelurahan Lolong Belanti dan Purus telah di akui UNESCO.

Alhamdulillah, terima kasih kepada Bapak Ardito dan Ibu Dwikordita, karena telah membimbing warga Kota Padang pada dua Kelurahan itu, dan telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO,” ujarnya seperti dikutip dari situs sumbarprov.go.id.

Menurut Hendri, pada tahun depan Kota Padang siap untuk 10 Kelurahan dalam mengikuti pelatihan kesiapsiagaan bencana ini, dikarenakan Kota Padang ialah wilayah yang rentan akan terjadinya bencana.

“Indonesia adalah salah satu daerah yang rentan terhadap terjadinya bencana, saya berharap semoga kita masyarakat Indonesia, khususnya Kota Padang dijauhi dari apa pun itu bencana dan selalu dilindungi oleh Allah SWT,” jelasnya.

Sementara itu, Ardito M Kodijat menuturkan bahwa saat ini ada 20 negara yang telah di akui IOC-UNESCO dalam kesiapsiagaan bencana, jadi di Indonesia terdapat sembilan desa yang telah melakukan pelatihan dalam kesiapsiagaan bencana.

“Di Samudera Hindia ada 11 dan 2 negara di antaranya yang telah di akui oleh UNESCO, yakni India dan Indonesia, Alhamdulilah di Indonesia baru ada sembilan pada Kota Padang terdapat Kelurahan Lolong Belanti dan Purus yang telah diakui,” jelasnya.

Acara tersebut dihadiri oleh Forkopimda dan seluruh stakeholder di lingkungan Pemko Padang, dari lurah hingga camat dan dilaksanakan di Pantai Purus Kota Padang.

Beliau menambahkan, untuk bisa di akui ada 12 indikator yang harus di penuhi oleh masyarakat, tapi di dukung juga penilaian itu dari IOC-UNESCO dilihat dari kapasitasnya.

“Dalam 12 indikator itu yang pertama adalah masyarakat harus memiliki peta bahaya, Kelurahan harus tahu berapa banyak masyarakat dalam kawasan bahaya tsunami. Kemudian, masyarakat juga harus tahu apa yang bisa didayagunakan di lingkungannya sebagai sumber kekuatan, memasang rambu evakuasi, melakukan pelatihan tsunami dan pendidikannya, mempunyai dokumen kesiapsiagaan dan sebagainya,” tuturnya.

Ardito juga mengatakan IOC-UNESCO tidak memberikan sebuah bantuan seperti dana akan tetapi kami memberikan bantuan berbentuk teknicaltation atau sebuah bimbingan kepada masyarakat.

“Kami telah mendiskusikan dengan Kogami, bagaimana Kogami bisa membantu untuk mengimplementasikan 12 indikator itu di daerah Sumatra Barat, jadi kita memberi dukungan seperti teknicatation,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menuturkan, dalam pelatihan kesiapsiagaan ini diharapkan kepada masyarakat Kota Padang, khususnya Kelurahan Lolong Belanti dan Purus menjadi semakin siap dan semakin cekatan, serta terampil dalam hal penyelamatan diri.

“Luar biasa masyarakat Kota Padang, bahwa untuk pembekalan dalam pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana berjalan dengan lancar dan cepat,” katanya.

Dia menambahkan, dalam pelatihan kesiapsiagaan ini masyarakat Kota Padang adalah masyarakat yang dinilai sangat cepat untuk pelaksanaannya, sehingga dalam waktu enam bulan pihak IOC-UNESCO telah mengakui masyarakat kota ini dalam kesiapsiagaannya. GBM

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *