Gamawan Fauzi: Butuh Peran Pemda, DPRD Sumbar dan Organisasi Masyarakat Minang

Nasional, Tokoh20 Dilihat

Membutuhkan peran pemerintah daerah (pemda) dan DPRD Sumatra Barat, serta organisasi-organisasi masyarakat Minang untuk memberikan dorongan atau stimulus bagi kemajuan putra-putri Minang secara berkelanjutan.

Tokoh Sumatra Barat (Sumbar) yang mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi Datuk Rajo Nan Sati menyatakan, tak perlu semangat keluarga-keluarga Minang untuk menyekolahkan anaknya setinggi tingginya dan kemudian secara pribadi sukses dalam berbagai profesi.

“Menjadi pertanyaan saya adalah peran pemda dan DPRD setempat, serta organisasi-organisasi Masyarakat Minang yang semakin hari semakin banyak itu untuk memberikan dorongan atau stimulus secara berkelanjutan,” katanya dikutip dalam laman sumbaprov.go.id.

Menurut Gamawan, kalau diperhatikan secara cermat, sebenarnya tidak pernah surut niat dan usaha para keluarga di Minangkabau untuk menyekolahkan anaknya setinggi mungkin, baik di bidang agama maupun di bidang ilmu umum.

“Tak sedikit intelektual Minang berkiprah dalam berbagai profesi, baik yang lahir di luar Sumatra Barat maupun di Sumatra Barat sendiri,” ujarnya.

Namun, lanjut mantan Gubernur Sumbar periode 2005-2009 ini, khususnya putra Minang yang lahir dan besar di rantau, kadang tidak diketahui bahwa dia berasal dari Ranah Minang.

“Suatu hal yang barangkali menjadi pemahaman banyak orang bahwa pembangunan sumber daya manusia adalah kegiatan berkelanjutan dan tak pernah berhenti,” jelasnya.

Gamawan menuturkan, bila harus berterus terang, lahirnya tokoh-tokoh hebat dari Minangkabau bukan karena pemerintahnya. Namun, lanjutnya, atas kesadaran masyarakatnya yang sangat tinggi akan pendidikan semenjak dahulu.

“Kakek-nenek kita dulu luar biasa hebatnya. Merekalah yang melahirka Bung Hatta, Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, Mr. Muhammad Yamin, Mohammad Natsir, Tan Malaka, Mr. Asaat, Buya Hamka, Sutan Mohamad Rasyid, Imam Bonjol, Inyaiak Canduang, Inyiak Parabek, Inyiak Jao, Rahmah El-Yunusiah, Rasuna Said, dan Prof. Dr. Zakiah Darajat, doktor wanita pertama Indonesia tamatan Mesir,” tuturnya.

Atau para sastrawan dan budayawan besar, Gamawan menyatakan, seperti Marah Rusli, Chairil Anwar, Usmar Ismail, Asrul Sani, Rosihan Anwar, dan lain-lain.

“Juga para pengusaha besar, seperti Rahman Tamin, Hasyim Ning, Abdul Latief, hingga generasi Santi Soedarpo dan Nurhayati Subakat yang merupakan produsen kosmetik halal terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Gamawan menambahkan, program-program pembangunan yang terkait itu juga harus berkelanjutan dan makin meningkat, kemudian di evaluasi dan terus disempurnakan bila ada kekurangannya, serta ditingkatkan bila dinilai sudah baik atau on the track.

“Pemimpin bisa berganti karena waktunya. Tapi, sesuatu yang baik harus berlanjut. Jaminan keberlanjutan itu adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang harus dikawal oleh rakyat melalui wakilnya,” ungkap tokoh kelahiran Kabupaten Solok ini. GM

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *