Pengerukan Aliran Banjir Lahar Dingin Selesai Dilakukan Pemprov Sumbar

Kesehatan13 Dilihat

Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Bina Konstruksi (DPSDABK) selesai mengeruk aliran banjir lahar dingin di Sungai Lubuk Hantu di Nagari Aia Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.

Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan, pengerukan itu dikebut untuk mengantisipasi kembali meluapnya banjir lahar dingin hingga ke jalan negara dan membuat lalu lintas terputus.

“Banjir lahar dingin di Nagari Aia Angek ini berdampak terhadap banyak hal seperti permukiman masyarakat dan arus lalu lintas. Apalagi saat libur Lebaran 2024, jalur itu, termasuk jalur padat sehingga perlu dibenahi secepatnya,” katanya.

Gubernur Mahyeldi telah beberapa kali meninjau lokasi banjir lahar dingin di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Tindakan pengerukan diambil sebagai salah satu antisipasi.

Sementara itu, Kepala DPSDABK Sumbar Fathol Bari menyebut dalam pembenahan tersebut tidak hanya sungai yang dikeruk tetapi badan jalan juga telah dibersihkan jajarannya.

“Perbaikan aliran Sungai Lubuak Hantu sudah tuntas. Jalan nasional yang sebelumnya sempat terdampak sedimentasi banjir lahar dingin juga telah dibersihkan,” jelasnya.

Kepala UPTD Balai Sumber Daya Air Bina Konstruksi (BSDABK) Wilayah Utara, Sumbar Hendri Yuliandra menegaskan, ada dua titik penyumbatan di daerah tersebut sehingga aliran sungai meluap ke badan jalan dan mengakibatkan pemukiman masyarakat terdampak.

“Pertama di sekitar sarana MCK liar yang berada pada sisi jalan dan yang kedua, tepat berada di bawah jembatan persimpangan Aia Angek. Keduanya berhasil kita bersihkan dengan metode pengerukan,” ungkapnya.

Menurut dia, pengerukan dan pembersihan aliran itu dilakukan sekitar 500 meter dan badan jalan sepanjang 100 meter.

“Dalam pengerjaan itu diturunkan dua unit alat berat berupa excavator besar dan mini,” katanya.

Sebelumnya, akibat luapan aliran sungai Lubuk Hantu itu, bahu jalan nasional di kawasan Nagari Aia Angek terdampak, sehingga lalu lintas di kawasan tersebut sempat ditutup sementara.

Padahal, jalan tersebut merupakan akses utama penghubung Padang-Bukittinggi. GBM

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *