Nagari Talu Berpotensi Jadi Leading Sektor Pertanian

Ekonomi14 Dilihat

Sehari berkantor di Nagari Talu, Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi meninjau langsung enam titik budidaya tanaman cabai, bawang dan budidaya ikan yang berada di lima jorong Nagari Talu, yaitu Sungai Janiah, Tabek Sirah, Jorong Merdeka, Perhimpunan Nagari Talu, dan Patomuan pada Senin (24/10/2022).

Kunjungan gubernur kali ini dalam rangka melihat dan meninjau langsung sumber daya alam Nagari Talu yang sangat potensial, termasuk di bidang pendidikan, pariwisata dan ketahanan pangan yang menjadi wujud respon nagari terhadap kebijakan pemerintah pusat dalam rangka menciptakan ketersediaan pangan.

Gubernur tiba di Pasaman bersama dengan sejumlah kepala Organisasi Pernagkat Daerah (OPD) terkait menginap di Hotel SMK 1 Pasaman, Gubernur memuji fasilitas dan pelayanan Hotel SMKN 1 Pasaman.

Menurut Gubernur Buya, pelayanan di hotel tersebut tidak kalah dengan pelayanan hotel bintang empat. Kemudian, gubernur bersama rombongan kepala OPD menghadiri upacara di SMAN 1 Talamau.

Gubernur selaku inspektur upacara memberikan semangat dan motivasi kepada murid-murid SMAN 1 Talamau, serta menyosialisasikan program Aparatur Sipil Negara (ASN) Ber-AKHLAK kepada seluruh Kepala Sekolah dan Guru SMA dan SMK Sekacabdin Wilayah 6.

Selain itu, gubernur mengunjungi Lokasi Wisata Puncak Galanggang Sinuruik dan beserta rombongan disuguhi dengan keindahan Nagari Talu dari puncak ketinggian.

Setelah singgah di Puncak Galanggang, Gubernur bersama rombongan menuju perkebunan cabai, Jorong Sungai Janiah. Antusias gubernur ikut memetik cabai yang baru saja panen pada hari tersebut.

Gubernur Buya juga memuji inisasi Wali Nagari Talu Mahyudanil yang mengelola dana Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar 20% untuk ketahanan pangan baik cabai, bawang dan perikanan yang bertujuan untuk menstabilkan harga di pasaran.

“Apa yang dilakukan oleh Pak Wali Nagari merupakan terobosan baru yang patut ditiru oleh nagari lain, dengan melakukan konfirmasi secara taksasi kepada dinas terkait, cara mengatur musim yang cocok untuk bertanam. Ini ditujukkan agar para petani mendapat harga yang ideal dan tidak terjadi penumpukan hasil panen di musim yang sama,” jelas gubernur di laman sumbarprov.go.id.

Dia menyatakan, tanah di Pasaman Barat paling subur di Indonesia, oleh karena itu Gubernur Buya menilai Nagari Talu dapat menjadi leading sector industri pangan di Sumbar, karena kekayaan potensi alamnya yang melimpah. “Masyarakat bisa memanfaatkan potensi tersebut dengan sebaik-baiknya.”

Sementara itu, Wali Nagari Talu Mahyudanil meyakini bahwa dengan program Ketahanan Pangan yang terus berjalan, maka dalam tiga tahun kemudian Nagari Talu sudah upgrade ke Nagari Mandiri.

“Kita tidak lagi terpaku dengan anggaran pusat dan daerah, Nagari Talu sudah bisa punya anggarannya sendiri,” ungkapnya.

Mahyudanil menuturkan, program ini dicanangkan untuk menentukan formula yang efektif agar anggaran APBN dan APBD yang sebelumnya di alokasikan ke nagari dapat dijadikan menjadi Aset Nagari.

“Setelah program ketahanan pangan jalan dan ada hasilnya, dan hasil tersebut akan dilanjutkan penggunaannya oleh BUMNag,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto berharap program ketahanan pangan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sumbar dan Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dapat tumbuh, serta sukses.

“Potensi tanah disini tak pernah kering. Umur tiga bulan cabai sudah bisa di panen. Talu bisa jadi leading sector dari produksi pertanian, perikanan, sayur-sayuran yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya. GM

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *