Sumbar Berperan Strategis Terhadap Ketahanan Nasional

Nasional17 Dilihat

Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) yang diwakili Kepala Badan Kesbangpol Sumbar Jefrinal Arifin membuka secara resmi Dialog Kebangsaan dengan tema Peran Strategis Sumatera Barat dalam Penguatan Demokrasi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional di Hotel Santika Premiere, Kota Padang, Jumat (25/11/2022).

Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, didampingi Deputi Pengkajian Strategik Lemhanas Reni Maryeni, Anggota DPRD Sumbar, sekaligus sebagai inisiator Dialog Kebangsaan Zulkenedi Said, Kaban Kesbangpol Sumbar, serta pejabat lainnya.

Jefrinal menyatakan, masyarakat Minangkabau telah mengenal dan menerapkan sistem demokrasi sejak berabad-abad yang lalu.

Oleh karena itu, lanjutnya, merupakan hal yang wajar ketika revolusi berakhir, daerah ini dengan cepat menangkap kembali spirit demokrasi yang telah sekian lama terpasung di bawah rezim kolonial.

“Masyarakat Minangkabau mempedomani falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang dalam implementasinya dijadikan landasan bertingkah laku dan berbicara,” ujarnya.

Kondisi sosial masyarakat Minangkabau yang hingga saat ini cenderung kondusif dan tidak meletup-letup dalam menjelaskan keinginan dan pendapat adalah modal utama daerah ini untuk memajukan pembangunan di daerah khususnya dan pembangunan nasional umumnya.

“Hal inilah yang membuat Sumbar pada masa lalu banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional yang memiliki peranan yang sangat penting dalam sejarah perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia,” jelas Jefrinal.

Banyak tokoh-tokoh dari Sumatra Barat, seperti Tan Malaka, Agus Salim, St. Syahrir, M. Natsir, Bung Hatta dan lain-lain merupakan Founding Fathers bangsa Indonesia.

Sejarah juga telah membuktikan bahwa Sumbar juga pernah menjadi pusat pemerintahan, atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, (PDRI) pada 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.

“Bercermin dari sejarah, tekad warga Sumbar untuk membina keberagaman dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesai (NKRI) sudah tertanam sejak dahulu,” ungkapnya.

Sumbar, Jefrinal menambahkan, mempunyai peran strategis dalam membangun eksistensi demokrasi dan menjaga ketahanan untuk mencapai cita-cita bangsa dan negara tercinta ini.

Selain itu, terkait Sumbar dalam beberapa tahun terakhir menjadi pusat perhatian nasional dalam konteks negatif terkait dengan berbagai kasus yang terjadi, seperti permasalahan toleransi, kerukunan dan radikalisme.

Jefrinal juga mengajak Ninik mamak, Alim ulama, dan Cadiak Pandai, yang termanifestasikan dalam Tigo Tungku Sajarangan untuk meningkatkan perannya.

Kepemimpinan adat tersebut, katanya, membawa pengaruh yang sangat

besar dalam tata kehidupan dan kemasyarakatan di Sumbar.

Kegiatan yang berlangsung hingga 27 November ini diikuti oleh 150 peserta yang terdiri dari anggota Lemhanas angkatan LX, Forkopimda, OPD lingkup Pemprov Sumbar, ormas, serta tokoh masyarakat.

Sebelumnya, Anggota DPRD Sumbar yang juga menjadi anggota Lemhanas Angkatan LX Zulkenedi Said mengungkapkan, dipilihnya tema dialog kebangsaan ini, karena Sumbar adalah salah satu daerah dengan kontribusi paling besar dalam merajut NKRI.

Mewakili Ketua IKA Lemhanas LX Brigjen TNI Wahyono, juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Gubernur Sumbar yang telah memfasilitasi terselenggaranya dialog kebangsaan tersebut.

Usai pembukaan, Gubernur Lemhanas, yang diwakili Deputi Pengkajian Strategis Reni Maryeni menyampaikan materi tentang peran Lemhanas dalam membangun demokrasi ditengah dinamika politik dalam negeri dan luar negeri. GM

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *