Petani Milenial Sumbar Bangun Harapan dengan Pertanian Organik Terpadu

Ekonomi13 Dilihat

Di tengah gelombang kehilangan pekerjaan yang melanda para pemuda akibat pandemi Covid-19, muncul sebuah inisiatif luar biasa dari sekelompok pemuda di Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar).

Mereka membentuk Kelompok Tani Milenial Bukik Gompong Sejahtera (BGS), dengan tekad kuat untuk mengembangkan sektor pertanian di daerahnya.

Terdiri dari 32 petani milenial, Kelompok Tani BGS memilih untuk berkolaborasi dalam mengolah lahan pertanian seluas 55,69 hektare di kawasan perhutanan sosial.

Petani itu fokus pada komoditas pertanian, seperti kopi, teh, tanaman penyegar, hortikultura, dan berbagai produk olahan pertanian organik.

Dengan semangat dan dedikasi tinggi, BGS berhasil membangun dapur organik, pabrik kompos, pabrik pupuk organik, green house, secara perlahan berhasil mewujudkan konsep pertanian organik terpadu.

Pertanian organik terpadu yang diusung oleh BGS telah mendapat apresiasi luas, termasuk dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Audy Joinaldy menyatakan, dukungan penuh terhadap inisiatif tersebut. Meskipun belum ada program resmi yang ditujukan khusus untuk petani milenial, Pemprov Sumbar telah memberikan bimbingan kepada banyak kelompok tani yang dimotori oleh anak-anak muda.

“Pemerintah memberikan berbagai macam bantuan seperti alat destilasi, unit pengolahan pupuk organik, klinik PHT, akses jalan menuju lahan pertanian, program bapak asuh, dan sebagainya,” ungkap Wagub saat berkunjung ke Gelar Teknologi BGS di Penas KTNA XVI di Padang, Selasa (13/6/23).

Selain memberikan bantuan materil, Pemprov Sumbar juga mendorong kelompok tani milenial seperti BGS untuk membantu membina dan mengembangkan kelompok-kelompok pertanian serupa.

Semangat kolaborasi dan saling memberikan motivasi di antara para petani muda ini diharapkan dapat menghasilkan efek sinergis dan mempercepat perkembangan sektor pertanian di daerah tersebut, khususnya di kalangan milenial.

Keberhasilan BGS dalam mengembangkan pertanian organik terpadu telah memberikan harapan baru bagi pertanian di Kabupaten Solok.

“Mereka tidak hanya menghadirkan inovasi teknologi dan praktik pertanian yang ramah lingkungan, tapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi para petani milenial,” kata Wagub Sumbar dalam situs sumbarprov.go.id.

Pertanian yang berkelanjutan dan berorientasi pada kualitas produk menjadi pijakan utama dalam upaya mereka memperoleh keberhasilan tersebut.

Inisiatif luar biasa yang dilakukan oleh Kelompok Tani Milenial Bukik Gompong Sejahtera menjadi contoh yang menginspirasi bagi generasi muda lainnya untuk turut terlibat dalam pengembangan sektor pertanian.

Keterlibatan aktif Pemprov Sumbar dan dukungan yang mereka berikan kepada para petani muda tersebut semakin memperkuat keyakinan bahwa pertanian milenial dapat menjadi solusi masa depan yang berkelanjutan dan memberikan kesejahteraan, khususnya bagi masyarakat setempat.

Sekretaris BGS Yudha menambahkan, kelompok mereka aktif dalam menarik minat petani muda, mulai dari program magang bagi mahasiswa.

BGS juga memfasilitasi sertifikasi Pelatihan Petani Pedesaan Swadaya (P4S), yang meberikan pelatihan teknis, hingga pemasaran produk pertanian dan hilirisasi.

“Dibuktikan dengan sejumlah produk, antara lain biji kopi arabika, teh, minyak atsiri, sabun eco enzym, dan berbagai produk hortikultura yang telah dipasarkan, bahkan dilirik sebagai produk layak ekspor,” jelasnya.

Kelompok Tani Milenial Bukik Gompong Sejahtera (BGS) telah menjadi contoh inspiratif bagi generasi muda lainnya untuk terlibat dalam pengembangan sektor pertanian.

Keberhasilan mereka dalam menerapkan konsep pertanian organik terpadu dan menghasilkan produk berkualitas membawa harapan baru bagi pertanian milenial di Sumbar, khususnya di Kabupaten Solok.

“Harapannya, langkah ini dapat mengilhami langkah-langkah serupa dalam pengembangan pertanian di seluruh Indonesia, sehingga sektor pertanian dapat menjadi lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat,” tutur Yudha. GBM

 

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *