Nilai Kehidupan Bung Hatta Jadi Wawasan Berharga Perkembangan Koperasi

Ekonomi11 Dilihat

Bung Hatta tumbuh dan berkembang dalam keseharian minangkabau. Keluarga Bung Hatta merupakan keluarga yang taat dengan agama, adat dan istiadat Minangkabau melekat dalam sosok Bung Hatta.

Dari sejak kecil Bung Hatta merupakan sosok yang memilki pola hidup hemat.

Bung Hatta pun pernah bercerita kepada siswa INS Kayu Tanam, untuk mengajarkan pola hidup hemat, Bung Hatta mengambil contoh sabun mandi.

“Sisa-sisa sabun mandi sebesar kuku jangan dibuang, tetapi digabungkan dengan sabun yang baru hingga tidak ada yang tersisa sia-sia,” ujar Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi, mengutip pesan Bung Hatta saat menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Bung Hatta yang mengusung tema Bedah Pemikiran Bung Hatta Tentang Perkoperasian pada Minggu (27/11/2022).

Tidak hanya gubernur, seminar nasional tersebut juga menghadirkan pemateri yang informatif tentang sosok Bung Hatta, antara lain Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop dan UKM Ahmad Zabadi, Prof. Meuthia Hatta, anak pertama Bung Hatta, Pakar Ekonomi Universitas Bung Hatta Revrisond Baswir dan Rektor Unand Prof. Yuliandri.

Sebagai Keynote Speaker, gubernur menjelaskan, nilai-nilai kehidupan Bung Hatta antara lain pola hidup sehat, religius, jujur, sederhana, disiplin, cinta tanah air, mandiri, demokratis, cinta buku dan gemar membaca, dan koperasi.

Bagi gubernur, pemikiran Bung Hatta yang menjadikan koperasi tidak hanya sebagai lembaga ekonomi, namun juga sebagai pendidikan yang salah satunya pendidikan antikorupsi bagi anggota koperasi.

“Kekuatan koperasi terletak pada kekompakkan para anggotanya, yaitu saling tolong menolong dan tanggung jawab bersama. Bukan mengadakan permusuhan yang menjadi sifat utama, melainkan memperkuat solidaritas antar anggotanya,” tuturnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop dan UKM Ahmad Zabadi, mengutip salah satu pesan Bung Hatta, bahwa Bung Hatta pernah mengatakan Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta tapi Indonesia akan bercahaya oleh lilin-lilin di desa.

“Koperasi diibaratkan sebagai sosok guru perekonomian Indonesia, hal tersebut berarti anggota koperasi sepakat berhimpun dan mengembangkan usaha bersama dimulai dari desa, daerah-daerah yang jauh dari pusat ekonomi,” katanya.

Lalu, himpunan tersebut dapat menjadi sebuah kekuatan yang mampu bukan sekedar menghimpun sumber daya ekonomi, tapi juga meningkatkan kemampuan daya saing untuk menyelenggarakan kegiatan di seluruh lapangan usaha yang tersebar di seluruh tanah air, yang mampu meningkatkan kesejahteraan bersama. GM

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *